
PUSATNEWS, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi( KPK) mengatakan, grupnya mengusut perjanjian serta pembayaran pada permasalahan dugaan tindak pidana korupsi dalam jual beli gas antara PT Industri Gas Negeri( PGN) Tbk dengan PT Inti Alasindo Energy( IAE) pada kurun waktu 2017–2021.
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengantarkan statment tersebut buat menjawab pengecekan terhadap Direktur PT IAE Sofyan( S) pada Jumat( 9/ 5).
“ Terpaut pengecekan terhadap kerabat S, Direktur PT IAE yang dicoba pada hari ini, penyidik menggali pengetahuannya terpaut dengan perjanjian jual beli gas ataupun PJBG antara PT PGN serta PT IAE, dan pembayaran PJBG dari PT PGN kepada PT IAE,” ucap Budi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat( 9/ 5).
Lebih lanjut ia berkata kalau data dari Sofyan ataupun saksi lain berikutnya hendak dianalisis oleh penyidik, sehingga jadi utuh dalam proses penyidikan masalah tersebut.
Baca Juga
KPK nilai gugatan UU BUMN ke MK ialah hak masyarakat negara
Buat penyidikan permasalahan tersebut, pada Jumat( 9/ 5), KPK memanggil Sofyan, serta 3 saksi lain ke Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.
3 saksi lain tersebut dikenal merupakan Direktur Utama PT IAE pada 2006- 2017 serta 2020- 21 Januari 2024 bernama Wachid Hasyim, Dirut PT Inti Alasin Mirza Soekma, serta Group Head Internal Audit PT PGN Tbk periode Juni 2020- Desember 2022 Helmi Setiawan.
Pada Selasa( 6/ 5), KPK memanggil pegawai swasta bernama Isti Deaputri, serta Danar Andika.
Kamis( 8/ 5), KPK memanggil Group Head Marketing PT PGN bernama Adi Munandir, serta Corporate Secretary PT PGN pada 2017- Mei 2024 Rachmat Hutama.
Baca Juga
KPK nilai somasi permasalahan CSR BI selaku wujud pengawasan masyarakat
Lebih dahulu, permasalahan dugaan korupsi jual beli gas tersebut bermula dari pengesahan Rencana Kerja Anggaran Industri( RKAP) PT PGN Tahun 2017 pada 19 Desember 2016.
Dalam RKAP tersebut, tidak ada rencana PT PGN buat membeli gas dari PT IAE.
Setelah itu, DP pada Agustus 2017 memerintahkan Head of Marketing PT PGN Adi Munandir( ADI) buat melaksanakan pemaparan kepada sebagian industri penjual gas.
Berikutnya, ADI menghubungi Direktur PT IAE Sofyan( S) terpaut kerja sama pengelolaan gas.
Sehabis sebagian tahapan, pada 2 November 2017, perwakilan PT PGN serta PT IAE menandatangani dokumen kerja sama. Kemudian, pada 9 November 2017, PT PGN membayar duit muka sebanyak 15 juta dolar AS.
Bersumber pada laporan hasil pengecekan investigatif Tubuh Pemeriksa Keuangan( BPK) RI, kerugian negeri dalam aksi tersebut menggapai 15 juta dolar AS.