
Jakarta – Para astronom telah menemukan struktur kolosal yang disebut The Big Ring. The Big Ring merupakan sebuah cincin raksasa hampir sempurna yang terdiri dari galaksi-galaksi.
Struktur ini membentang sejauh 1,3 miliar tahun cahaya di angkasa. Ukurannya yang luar biasa besar menjadikannya salah satu struktur terbesar yang pernah ditemukan di alam semesta.
Tak hanya spektakuler secara visual, penemuan ini juga mengguncang dasar pemahaman ilmiah kita tentang bagaimana alam semesta seharusnya terbentuk dan berkembang. Penemuan The Big Ring pertama kali diumumkan oleh Dr. Alexia Lopez, seorang astronom dari University of Central Lancashire, Inggris.
Ia sebelumnya juga pernah menemukan struktur besar lain yang disebut Giant Arc. Namun, he Big Ring memiliki bentuk dan ukuran yang lebih menakjubkan.
asil observasi dan analisisnya kemudian dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Journal of Cosmology and Astroparticle Physics. Secara teoritis, prinsip kosmologi homogen dan isotropi menyatakan bahwa pada skala besar, alam semesta seharusnya tampak sama ke segala arah dan materinya terdistribusi merata tanpa struktur mencolok atau sangat besar.
Homogenitas Kosmik
Para ilmuwan menetapkan bahwa struktur kosmik tidak seharusnya melebihi 1,2 miliar tahun cahaya. Batas ini dikenal sebagai batas homogenitas kosmik.
Namun, The Big Ring melampaui batas teori ini. Dengan panjang lebih dari 1,3 miliar tahun cahaya, ia memaksa para ilmuwan untuk mempertanyakan kembali model kosmologi standar.
Salah satu hipotesis awal yang diajukan untuk menjelaskan struktur ini adalah Baryon Acoustic Oscillation (BAO), yaitu jejak gelombang suara yang membeku dalam plasma alam semesta awal dan membentuk pola bola galaksi berdiameter sekitar 1 miliar tahun cahaya.
Namun, setelah dilakukan pemetaan dan analisis pola distribusi galaksi di dalam cincin, para peneliti menyimpulkan bahwa The Big Ring tidak cocok dengan pola BAO. Bentuk The Big Ring lebih menyerupai spiral atau lengkungan besar, yang dari sudut pandang tertentu tampak seperti cincin raksasa.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa struktur ini tampaknya tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari pola yang lebih besar dan kompleks. Ada kemungkinan bahwa struktur ini adalah bagian dari simetri kosmik atau bahkan jejak dari multisemesta yang lebih besar dari apa yang bisa kita observasi.
Hingga kini, para kosmolog dan astrofisikawan masih terus mempelajari data dari teleskop-teleskop besar seperti Sloan Digital Sky Survey (SDSS) dan teleskop ruang angkasa untuk mengungkap misteri di balik The Big Ring. Penemuan ini bukan hanya tantangan bagi teori, tetapi juga menjadi peluang besar untuk memperluas cakrawala pengetahuan kita tentang struktur alam semesta dan hukum fisika yang mengaturnya.