
JAKARTA – Sanctuary Harimau Sumatera Barumun membagikan kabar gembira. Sepasang anak harimau sumatera (Panthera tigris Sumatrae) lahir dengan kondisi sehat dari pasangan indukan harimau Gadis dan Monang pada 26 Januari 2025.
Empat bulan berselang, potret bayi harimau itu ditunjukkan ke publik. Oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, bayi harimau jantan resmi dinamai Nunuk, sementara bayi betina dinamai Ninik.
“Proses penamaan ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga sebagai simbol harapan baru bagi konservasi harimau sumatera di Indonesia,” ujar Menhut Raja Antoni dalam rilis Kementerian Lingkungan Hidup
“Kami berharap kehadiran Nunuk dan Ninik dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk lebih peduli terhadap pelestarian satwa liar,” imbuhnya.
Mengutip laman resmi Taman Nasional Bukit Tigapuluh, harimau sumatera merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah. Harimau sumatera memiliki tubuh relatif kecil dibandingkan semua sub-spesies harimau yang hidup saat ini. Ciri khusus harimau sumatera ini yaitu berwarna kulit paling gelap dibanding seluruh jenis harimau, mulai dari kuning kemerahan hingga oranye tua.
Populasinya hingga 2017 tercatat hanya sekitar 400 ekor saat ini tersisa di dalam blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut, dan hutan hujan pegunungan. Sebagian besar kawasan tersebut telah mengalami pembukaan hutan untuk lahan pertanian ataupun perkebunan sehingga habitat kucing besar ini semakin berkurang.
Provinsi Riau adalah rumah bagi sepertiga dari seluruh populasi harimau sumatera. Salah satu habitat kucing besar ini yaitu Taman Nasional Bukit Tigapuluh.