
PUSATNEWS Jakarta, 3 Mei 2025 — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) resmi mengumumkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia mulai memasuki musim kemarau pada awal Mei 2025. Fenomena ini diperkirakan berlangsung hingga Oktober mendatang, dengan puncaknya terjadi pada bulan Agustus.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau diawali di wilayah Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa bagian timur. “Berdasarkan pemantauan dinamika atmosfer dan laut, kami memprediksi musim kemarau tahun ini akan lebih kering dibandingkan tahun lalu,” ujar Dwikorita dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (3/5).
Salah satu faktor pemicu kekeringan adalah kemunculan fenomena El Niño Modoki lemah yang masih aktif di Samudra Pasifik. Meskipun intensitasnya tidak sekuat tahun 2023, efeknya tetap terasa terhadap penurunan curah hujan di sejumlah wilayah.
BMKG memetakan bahwa wilayah-wilayah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, dan sebagian Sulawesi Selatan berpotensi mengalami kekeringan lebih awal. Di sisi lain, sebagian wilayah Sumatra dan Kalimantan masih akan mengalami hujan lokal yang bersifat sporadis hingga pertengahan Mei.
BMKG mengimbau pemerintah daerah, sektor pertanian, dan masyarakat luas untuk mulai melakukan langkah antisipasi, seperti pengelolaan sumber air, irigasi hemat air, dan kesiapsiagaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Musim kemarau bukan hanya soal kekeringan, tapi juga potensi dampaknya terhadap kesehatan, pertanian, dan ketahanan pangan. Kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan,” tambah Dwikorita.
Sebagai bagian dari mitigasi, BMKG juga menyediakan layanan prakiraan iklim mingguan dan bulanan yang dapat diakses oleh publik melalui situs resmi dan aplikasi InfoBMKG.