
JAKARTA – Jupiter adalah planet terbesar di tata surya kita, sekaligus planet kelima dari matahari. Planet ini juga dikenal sebagai raksasa gas dan memiliki komposisi utama hidrogen dan helium.
Jupiter terkenal dengan “Great Red Spot”, sebuah badai besar yang telah berhembus selama berabad-abad. Planet ini kerap disebut sebagai pelindung planet lain, termasuk bumi, dari objek antariksa lainnya.
Hal ini terjadi karena Jupiter memiliki gravitasi yang kuat, 2,4 kali lebih kuat dari bumi. Dengan gravitasi yang kuat, Jupiter dapat menarik asteroid ke arahnya dan hancur.
Melansir laman NASA pada Kamis (01/05/2025), berikut fakta gelap Jupiter yang jarang diketahui.
1. Tercipta Jauh dari Matahari
Jupiter merupakan planet pertama kali terbentuk di Bima Sakti. Usia Jupiter saat ini hampir sama dengan matahari yakni 4,6 miliar tahun.
Setelah matahari terbentuk, wilayah sekitar planet tua ini dipenuhi oleh partikel-partikel kecil berupa gas, debu, hingga batuan. Gaya gravitasi kemudian mengikat partikel tersebut hingga akhirnya berubah menjadi planet yang kita kenal sekarang, termasuk juga planet Jupiter.
Namun meski menjadi planet pertama yang lahir, Jupiter terbentuk jauh dari lokasi matahari berada. Alih-alih berada di dekat matahari, Jupiter terbentuk di jarak 3,5 AU atau sekitar 598 juta kilometer dari matahari.
2. Planet dengan Badai Mengerikan
Jupiter memiliki sebuah bintik yang dikenal para ilmuwan sebagai The Great Red Spot. Meski bintik tersebut tampak kurang menonjol, The Great Red Spot merupakan badai raksasa yang terjadi di Jupiter.
Tidak tanggung-tanggung, badai raksasa ini memiliki ukuran tiga kali lipat ukuran bumi. Badai Jupiter sudah berlangsung selama tiga ratus tahun.
Tidak ada yang tahu pasti kenapa badai bisa muncul di Jupiter, tapi dugaan paling kuat adalah karena sinar kosmik yang memicu reaksi dan mengubah amonium hidrosulfida. Awan kemudian menjadi senyawa baru dengan rona berdarah.
Pernah Mendekati Matahari
3. Pernah Mendekati Matahari
Dikutip dari laman NASA pada Kamis (01/05/2025), sejumlah besar gas masih mengitari matahari di awal kelahirannya. Jupiter yang terperangkap arus gas kemudian bergerak mendekati matahari, berhenti di jarak tertentu, lalu mundur perlahan ke tempatnya semula.
Migrasi ini berlangsung selama ribuan tahun, hingga satu titik, Jupiter pernah berada dalam jarak 224 juta kilometer. Ketika Saturnus terbentuk, gravitasi planet cincin menarik Jupiter untuk bergerak menjauh.
Jupiter akhirnya berhenti di jarak 778 juta kilometer, jarak yang ditempatinya hingga saat ini.
4. Buat Mars Jadi Lebih Kecil
Jupiter memang pernah berada di jarak 224 juta kilometer di masa lalu, tidak jauh dari jarak Mars saat ini. Untungnya ketika Jupiter berada di jarak tersebut, Mars belum benar-benar terbentuk.
Namun, migrasi Jupiter tetap mempengaruhi ukuran planet Mars. Dilansir laman Scientific American pada Kamis (01/05/2025), para astronom setuju kalau Mars seharusnya punya ukuran yang lebih besar dari bumi.
Sebab, lokasi planet Mars dipenuhi partikel sisa dari proses pembentukan matahari. Namun kenyataannya, ukuran Mars hanya setengah dari ukuran bumi kita.
Begitu juga dengan massa Mars yang hanya sekitar 10 persen dari masa bumi. Setelah diteliti, Jupiter yang menjadi biang kerok dari ukuran planet merah yang kecil.
Pasalnya ketika Jupiter bermigrasi, ia juga menyapu banyak partikel pembentuk planet. Alhasil planet Mars kehilangan banyak “bahan” yang dibutuhkan untuk memperbesar dirinya.
Hampir Buat Bumi Hancur
5. Hampir Buat Bumi Hancur
Gravitasi Jupiter pernah hampir membuat bumi hancur pada kecelakaan pada 4,5 miliar tahun lalu. Kala itu, bumi masih dalam proses pembentukan.
Di saat yang sama, sebuah planet seukuran Mars bernama Theia juga memiliki orbit yang tidak jauh dari bumi. Migrasi Jupiter mengacaukan obit Theia hingga akhirnya menabrak bumi.
Namun kemudian, pengaruh gravitasi mengikat puing-puing hasil tabrakan dan mengubahnya menjadi satelit alami bumi, bulan.