
🕊️ Hamas Siap untuk Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera
PUSAT NEWS – Pada Sabtu, 26 April 2025, Hamas menyatakan kesiapannya untuk melakukan gencatan senjata selama lima tahun di Gaza serta membebaskan seluruh sandera Israel yang masih ditahan. Pernyataan ini disampaikan oleh seorang pejabat Hamas yang enggan disebutkan namanya kepada AFP. Delegasi Hamas saat ini berada di Kairo untuk berdiskusi dengan mediator Mesir mengenai upaya mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 18 bulan dan menewaskan lebih dari 51.000 orang di Gaza .
🤝 Syarat dan Tuntutan Hamas
Hamas menolak proposal Israel sebelumnya yang menawarkan gencatan senjata selama 45 hari dengan imbalan pembebasan 10 sandera. Sebaliknya, Hamas menginginkan perjanjian komprehensif yang mencakup:
- Gencatan senjata selama lima tahun.
- Pembebasan semua sandera dalam satu tahap.
- Penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.
- Peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Pejabat senior Hamas, Mahmud Mardawi, menegaskan bahwa mereka menuntut jaminan internasional untuk memastikan berakhirnya perang secara permanen. Sementara itu, Osama Hamdan menyatakan bahwa setiap proposal yang tidak mencakup penghentian perang yang komprehensif dan permanen tidak akan dipertimbangkan .
⚔️ Situasi Terkini di Gaza
Meskipun ada upaya diplomatik, situasi di lapangan tetap memanas. Pada Sabtu, 26 April 2025, serangan udara Israel di Gaza utara menewaskan setidaknya 36 orang, termasuk wanita dan anak-anak. Militer Israel mengklaim telah menyerang 1.800 target di seluruh Gaza sejak operasi militer dimulai kembali pada 18 Maret .
Kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Persediaan makanan dan medis hampir habis akibat blokade bantuan yang telah berlangsung selama delapan minggu. Program Pangan Dunia (WFP) PBB memperingatkan bahwa dapur umum yang memasok makanan di Gaza diperkirakan akan kehabisan makanan dalam beberapa hari mendatang .
🌍 Peran Mediator Internasional
Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir berperan sebagai mediator dalam upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata. Sebelumnya, gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari 2025 memungkinkan pertukaran sandera dan tahanan serta lonjakan bantuan kemanusiaan. Namun, gencatan senjata tersebut runtuh dua bulan kemudian karena ketidaksepakatan mengenai tahap selanjutnya .