
PUSAT NEWS – Pemerintah Indonesia senantiasa optimistis terhadap perkembangan ekonomi sebesar 5% pada tahun 2025, walaupun mengalami tekanan dari kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan kalau pemerintah berkomitmen buat melindungi stabilitas ekonomi nasional di tengah tantangan global.
AS sudah mengumumkan tarif bawah sebesar 10% buat seluruh impor, dengan bonus tarif sebesar 32% spesial buat produk dari Indonesia, tercantum elektronik, baju, serta alas kaki. Langkah ini ialah bagian dari kebijakan” Liberation Day Tariffs” yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada dini April 2025.
Selaku respons, Indonesia berupaya tingkatkan impor dari AS sampai$19 miliyar, tercantum produk tenaga serta pertanian, dan menyederhanakan regulasi untuk industri AS yang beroperasi di Indonesia. Langkah ini bertujuan buat kurangi surplus perdagangan dengan AS serta menjauhi akibat negatif dari tarif tersebut.
Walaupun demikian, Dana Moneter Internasional( IMF) sudah merendahkan proyeksi perkembangan ekonomi Indonesia jadi 4, 7% buat tahun ini, mencerminkan kekhawatiran terhadap akibat kebijakan proteksionis global.
Pemerintah Indonesia pula menegaskan posisi netral dalam ketegangan dagang antara AS serta Cina, dengan fokus pada penguatan permintaan dalam negeri serta revisi hawa investasi buat melindungi ketahanan ekonomi nasional.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan perkembangan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2029, selaku bagian dari visi jangka panjang buat tingkatkan kesejahteraan warga serta energi saing Indonesia di kancah global.