
Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus melambaikan tangan saat tiba di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), di Menteng, Jakarta, Kamis (5/9/2024
PUSATNEWS, Istanbul – Dunia saat ini menyorot Vatikan sehabis Paus Fransiskus meninggal pada 21 April 2025 dalam umur 88 tahun. Kepergian pemimpin paling tinggi Gereja Katolik itu merangsang dimulainya proses pemilihan pemimpin berikut Gereja Katholik Roma yang diketahui selaku Konklaf Kepausan.
Paus Fransiskus, yang mencetak sejarah selaku Paus awal dari Amerika Latin serta pula anggota Serikat Yesus( Yesuit) awal yang berprofesi, wafat dunia sehabis hadapi sakit berkelanjutan.
Vatikan menggambarkan keadaan terakhirnya selaku“ krisis respirasi mirip asma yang berkelanjutan” serta berkaitan dengan trombositopenia.
Baca Juga
Momen Bersejarah Telur Kura-kura Galapagos Langka Menetas
Wafatnya Paus Fransiskus meninggalkan kekosongan di Takhta Suci, serta Gereja Katolik saat ini bersiap melaksanakan mekanisme berumur ratusan tahun buat memilah penerusnya.
Pemilihan paus dicoba dalam suatu proses tertutup serta khidmat yang berlangsung di Kapel Sistina, serta diucap selaku Konklaf Kepausan.
Proses ini dijalankan oleh Kolegium Kardinal, ialah para pejabat paling tinggi Gereja. Dikala ini, ada 252 kardinal di segala dunia, dengan 138 di antara lain berumur di dasar 80 tahun serta penuhi ketentuan buat membagikan suara.
Secara teknis, tiap laki- laki Katolik yang sudah dibaptis dapat jadi paus. Tetapi, dalam sejarahnya, posisi ini nyaris senantiasa diberikan kepada seseorang kardinal, serta tradisi itu diperkirakan hendak bersinambung.
Baca Juga
Foto-Foto Kenangan Paus Fransiskus di Indonesia, Pesan Toleransi dan Persaudaraan Antarumat Beragama
Sehabis pemakaman Paus Fransiskus, para kardinal hendak berkumpul dalam atmosfer terisolasi, tanpa akses ke dunia luar, buat memilah pemimpin spiritual baru untuk lebih dari 1, 3 miliyar umat Katolik di segala dunia.
Konklaf umumnya diawali dalam waktu 2 sampai 3 pekan sehabis wafatnya paus, berikan waktu buat masa berkabung sepanjang 9 hari dan mengizinkan para kardinal dari bermacam negeri tiba ke Vatikan.
Proses Pemungutan Suara
Proses pemungutan suara berlangsung penuh simbol serta kerahasiaan, dengan optimal 4 putaran tiap harinya.
Bagi Konferensi Para Uskup Katolik Amerika Serikat, seseorang kandidat wajib mendapatkan 2 pertiga suara buat terpilih selaku paus.
Para kardinal membagikan suara secara rahasia, dengan tiap- tiap mendekati lukisan Penghakiman Terakhir karya Michelangelo buat mengucap doa saat sebelum menjatuhkan suara ke dalam wadah pemungutan suara.
Proses ini dapat berlangsung sepanjang sebagian hari, apalagi dalam sejarah sempat memakan waktu berminggu- minggu ataupun berbulan- bulan. Dalam sebagian permasalahan sangat jarang, terdapat kardinal yang meninggal dikala konklaf masih berlangsung.
Tiap pesan suara dihitung serta dicatat oleh kardinal yang ditunjuk. Sehabis satu putaran berakhir, pesan suara terbakar di tungku spesial.
Dunia menanti isyarat asap: asap gelap berarti belum terdapat keputusan; asap putih menunjukkan seseorang paus baru sudah terpilih.
Tradisi ini sudah berlangsung sepanjang berabad- abad serta jadi simbol yang ditunggu- tunggu oleh umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
Salah satunya petunjuk untuk dunia luar terpaut kemajuan proses konklaf merupakan asap yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina. Asap gelap berarti belum tercapai konvensi, sedangkan asap putih jadi ciri kalau paus baru sudah diresmikan.