
PUSAT NEWS – Pencak silat merupakan seni bela diri asli Indonesia yang kini telah dikenal di dunia internasional. Tak cuma di dunia olahraga, pencak silat semakin terkenal setelah diperagakan dalam banyak film aksi.
Agar semakin mengenal budaya sendiri, simak sejarah pencak silat dari masa ke masa dalam artikel ini. Ketahui juga sejarah pendirian organisasi, hingga teknik dasar dan senjata yang digunakan.
Sejarah Pencak Silat
Dikutip dari buku Pencak Silat oleh Tatang Muhtar, berikut ini sejarah pencak silat dari masa ke masa:
1. Pencak Silat di Zaman Prasejarah
Pencak silat diyakini bermula sejak zaman prasejarah. Orang-orang di masa itu melakukan bela diri sesuai kondisi lingkungannya. Mereka hidup di hutan dan menghadapi binatang buas, bahkan meniru gerakan binatang seperti kera, harimau, ular, dan burung.
Setiap daerah memiliki gayanya masing-masing. Misalnya orang pegunungan memiliki kaki yang kuat sehingga menciptakan kuda-kuda yang kokoh dan tidak banyak bergerak.
Kemudian orang di daerah berawa, tanah datar, dan padang rumput biasanya berjalan cepat, sehingga gerakan kakinya lincah. Pertemuan orang dari berbagai daerah kemudian menciptakan perpaduan gerakan.
2. Pencak Silat di Masa Penjajahan
Di masa penjajahan, pencak silat diajarkan secara rahasia, karena ilmu beladiri ini digunakan untuk melawan mereka. Banyak pahlawan yang merupakan pendekar silat, seperti Tjik di Tiro, Imam Bonjol, Fatahillah, hingga Diponegoro.
Bahkan banyak perguruan silat yang tumbuh di masa itu. Tokoh-tokoh pencak silat yang dibuang penjajah pun mengajarkan beladiri ke tempat pengasingan.
Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) yang dibentuk secara resmi di zaman Jepang pun mulai mempelajari pencak silat. Berbeda dengan era Belanda yang melarang pencak silat, Jepang masih memperbolehkannya.
3. Pencak Silat di Masa Kemerdekaan
Setelah masa kemerdekaan, ilmu beladiri pencak silat semakin dipupuk terus-menerus oleh bangsa Indonesia. Bahkan pesantren dan sekolah juga mempelajarinya.
Masyarakat pun menggunakannya untuk melawan Belanda yang kembali datang melakukan agresi militer. Meski persenjataan penjajah lengkap, rakyat Indonesia tetap berhasil mengalahkan mereka.
4. Sejarah Pembentukan IPSI
Pencak silat kemudian diwadahi dalam satu organisasi bernama Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Berdasarkan situs resminya, IPSI didirikan pada 18 Mei 1948 di Solo, Jawa Tengah.
Penyatuan organisasi pencak silat sebetulnya sudah dimulai pada 1922. Saat itu didirikan Perhimpoenan Pentjak Silat Indonesia di Sagalaherang, Subang, Jawa Barat, yang kemudian tersebar di seluruh kepulauan Nusantara.
Upaya pembentukan organisasi juga dilakukan di Yogyakarta pada 1943, yakni bernama Gaboengan Pentjak Mataram (Gapema). Para tokohnya seperti R. Brotosoetarjo (pendiri perguruan silat Budaya Indonesia Mataram), hingga Mohamad Djoemali (pendekar pencak Setia Hati dari Sekolah Taman Siswa).
Selanjutnya dibentuklah Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) yang selanjutnya dikenal sebagai Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Pada tahun 1948 banyak juga cabang olahraga yang mendirikan wadah organisasi.
Pada tahun yang sama, Digelarlah Pekan Olahraga Nasional (PON) yang pertama di Solo. Namun pencak silat baru masuk dalam cabang olahraga PON pada PON VIII 1973.
Berkembangnya pencak silat membuat banyak perguruan yang muncul. Tercatat pada 1993, ada 840 perguruan pencak silat di Indonesia. Kini ada 16 perguruan pencak silat yang terdaftar sebagai anggota IPSI Pusat, yaitu:
Persaudaraan Setia Hati
Persaudaraan Setia Hati Terate
Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri
Perguruan Silat Nasional Perisai Putih
Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah
Perguruan Pencak Silat Phashadja Mataram
Perguruan Pencak Indonesia Harimurti
Persatuan Pencak Silat Indonesia
Persatuan Pencak Silat Putra Betawi
Perguruan Silat Keluarga Pencak Silat Nusantara (KPS Nusantara)
Perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong Merpati Putih
Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia
Perguruan Silat Nasional ASAD (Persinas ASAD)
Pencak Silat Tenaga Dasar Indonesia
Lembaga Pengembangan Ilmu Terapi Tenaga Dalam Kalimasada
Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa
5. Pencak Silat Mendunia
Pencak silat tak hanya menjadi cabang olahraga di PON, tetapi juga dikenal di dunia. Olahraga ini lalu mulai menjadi cabor di SEA Games ke-14 pada 1987 di Jakarta. Pada 2018, cabor ini mulai dipertandingkan di Asian Games.
Pada 13 Desember 2019, pencak silat ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (Intangible Cultural World Heritage).
Pencak silat juga dipertandingkan di World Pencak Silat Championship 2022. Indonesia pernah menjadi juara umum dalam kejuaraan ini pada 2022.
Teknik Dasar Pencak Silat
Dalam pencak silat dikenal beberapa teknik dasar yang harus dipahami. Berikut ini teknik dasar pencak silat yang dikutip dari situs KONI Asahan:
1. Kuda-kuda
Kuda-kuda merupakan teknik dasar yang berupa posisi menapak kaki. Fungsinya untuk memperkokoh posisi tubuh. Dengan kuda-kuda yang kuat, posisi tubuh tidak mudah dijatuhkan.
2. Sikap dan Gerak
Pencak silat terdiri dari sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Sikap dan gerakannya disesuaikan dengan perubahan posisi lawan secara berkelanjutan.
3. Langkah
Ciri khas lainnya dari silat adalah gerakan langkah yang membuat permainan silat menjadi baik dan benar. Pola langkah ini contohnya langkah tiga dan langkah empat.
4. Kembangan
Kembangan merupakan gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil tetap memperhatikan dan mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah pertahanan musuh.
Biasanya kembangan utama dilakukan pada awal laga. Gerakan ini sering menyerupai tarian. Misalnya dalam maenpo Sunda, kembangan menyerupai ngibing (berjoget).
Kembangan menjadi salah satu bagian penilaian utama dalam seni pencak silat yang mengutamakan keindahan gerakan.
5. Buah
Buah merupakan gabungan dari teknik bertahan dan menyerang menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
6. Jurus
Jurus merupakan rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan teknik-teknik lanjutan pencak silat (buah).
7. Sapuan dan Guntingan
Sapuan dan guntingan merupakan jenis buah menjatuhkan musuh dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni dengan cara menendang sambil menyapu atau menjepit (menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan.
8. Kuncian
Teknik kuncian digunakan untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat bergerak, atau melucuti senjata musuh. Gerakan kuncian merupakan gabungan dari gerakan menghindar, tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher, dagu, atau bahu musuh.
Senjata Pencak Silat
Sering kali pertarungan pencak silat menggunakan tangan kosong, tetapi bisa juga menggunakan senjata. Sebetulnya apapun bisa menjadi senjata dalam pencak silat, di antaranya sebagai berikut:
Keris: senjata ini berbentuk pisau kecil, seringnya memiliki bilah bergelombang.
Kujang: pisau khas Sunda
Rencong: belati Aceh yang sedikit melengkung.
Tongkat/toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua atau pengelana.
Galah: tongkat yang berbahan kayu, baja atau bambu .
Kipas: kipas yang dipakai adalah jenis tradisional yang kerangkanya dibuat dari kayu atau besi.
Samping/linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan terhadap pisau.
Cindai: kain yang sering dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi.
Kerambit/kuku harimau: pisau dari Minangkabau yang berbentuk mirip cakar harimau.
Parang/golok: pedang pendek yang seing dipakai memotong saat menyisir hutan.
Sabit/clurit: sabit yang biasa digunakan bertani.
Sundang: ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah.
Tumbuk lada: belati kecil melengkung yang mirip rencong.
Gada: senjata tumpul dari baja.
Tombak: lembing berbahan bambu, baja atau kayu yang ujungnya tajam, terkadang memiliki bulu di dekat pisaunya.
Trisula: senjata tiga sula atau yang bercabang tiga.
Chabang/cabang: trisula bergagang pendek.
Demikian sejarah pencak silat yang merupakan seni beladiri asli Indonesia. Dengan mempelajari pencak silat, maka detikers turut merawat kebudayaan sekaligus memajukan olahraga Indonesia.