
PUSAT OLAHRAGA – PP PBSI mengubah metode promosi degradasi atlet pada musim ini. Tak lagi menunggu enam bulan sampai setahun, atlet bisa dipulangkan langsung jika kiprahnya tak kunjung membaik.
Wakil Ketua Umum I PBSI Taufik Hidayat yang menyampaikan rencana tersebut. Menurutnya, atlet-atlet Pelatnas harus bisa memanfaatkan dukungan dan fasilitas yang ada selama di Cipayung untuk mendukung prestasinya.
Taufik menyatakan hal tersebut boleh jadi gemas karena selama tiga bulan terakhir, belum ada gelar yang signifikan dari atlet-atletnya. Satu-satunya gelar yang diraih tim Merah Putih ialah juara di Thailand Masters Super 300. Sementara di level 1000 seperti Malaysia Open dan All England gagal total.
“Kan fasilitas sudah ada semua di Pelatnas. Latihan, asrama, tinggal makan, paspor diurus tinggal ambil di Cengkareng, mikirin apa lagi coba? Yang di luar (Pelatnas) cari tempat sendiri, latihan, sparing, pelatih, hotel, semua dipikirkan sendiri. Jadwal, daftar sendiri,” kata Taufik di Pelatnas PBSI, Cipayung, Rabu (26/3/2025).
“Maksudnya, di sini kan cuma tinggal memikirkan latihan yang benar, pertandingan, cari prestasi, sudah. Enggak usah bikin yang lain. Kontrak sponsor juga sudah punya masing-masing. Dari awal sudah tahu angkanya berapa. Fresh money? Sudah langsung. Apa lagi gitu lo.”
“Makanya saya selalu tekankan, maksimalkan waktu yang ada di sini karena umur atlet itu pendek. Ya itu kalau memang enggak bisa, saya bisa kapan saja ganti lah yang di bawah. Jadi sistemnya enggak kayak dulu, menunggu setahun lagi untuk promosi degradasi. Enggak. Ini bisa kapan saja. Ini saya baru announce sekarang ini, bisa kapan saja,” lanjutnya.
PBSI biasanya mengumumkan penghuni Pelatnas setiap tahunnya pada medio akhir Desember atau awal-awal Januari. Dari informasi itu, maka akan terlihat mana atlet yang dipertahankan atau dikembalikan kepada klub.
Hasil-hasil dari turnamen BWF juga multievent menjadi salah satu bahan penilaian atlet layak atau tidak dipertahankan di Pelatnas.
“Enggak, bisa kapan saja. Kalau sudah dikasih pertandingan, 10 (turnamen) enggak ada hasilnya, ngapain. Lebih baik kita dimajuin yang di sini. Apalagi, dia orangnya sudah lama di sini. Mau ngapain lagi mesti nunggu-nunggu lama. Buang-buang waktu,” ujar peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 tersebut.
“Tapi itu juga dengan pertimbangan yang sangat matang dari pelatih. Yang memang harian, pelatih teknik, fisik, dengan data semuanya. Enggak asal keluarin dan memasukkan (atlet) juga, tapi lebih fleksibel supaya regenerasinya jalan terus,” tuturnya.
“Kalau enggak, sudah tahu jelek, ditahan terus. Menunggu tahun depan? Lama banget. Sedangkan yang di luar, mau masuk. Sudah bagus nih. Menunggu tahun depan dong. Enggak bisa. Sudah bagus kita bisa ambil,” lugas Taufik Hidayat.