
PUSAT NEWS – Jenis-jenis kepiting ini terbilang memiliki bentuk “menyeramkan”. Mereka memiliki mata besar dan perut dengan warna yang beragam. Kepiting ini dikenal dengan “kepiting vampir” karena tampilan tersebut.
Warna-warna yang menarik juga membuat jenis-jenis kepiting ini banyak dicari untuk dijadikan binatang peliharaan. Peneliti dari Universiti Malaysia Terengganu, S. Khadijah-Ahmad Oktober 2023 lalu menemukan kepiting vampir di Gunung Jerai, Kedah, Malaysia.
Temuan tersebut dipublikasikan di jurnal The Raffles Bulletin of Zoology bersama dengan Peter K. L. Ng, peneliti dari Lee Kong Chian Natural History Museum National University of Singapore (NUS).
Dinamakan Seperti Mitologi Orang Bunian
Kepiting vampir dari genus atau marga Geosesarma banyak ditemukan di kawasan Asia Tenggara. Sebanyak 72 spesies telah dideskripsikan yang sebagian besar ditemukan di Indonesia.
Adapun 12 spesies di antaranya didapatkan di Semenanjung Malaysia dan Singapura. Kepiting vampir merupakan kepiting air tawar karena mereka tidak perlu kembali ke laut untuk berkembang biak.
Nama spesies baru kepiting vampir, G. bunian berasal dari istilah Melayu yang digunakan untuk menggambarkan mitologi “orang-orang tersembunyi” di hutan atau orang bunian.
Orang bunian digambarkan sebagai makhluk menyerupai manusia dengan penampilan indah. Begitu pula jenis kepiting vampir ini memiliki warna-warna indah serta selama ini tersembunyi dan luput dari perhatian ilmiah.
Kaki-kaki pejalan (ambulatory legs) dan kulit luar (carapace) bagian belakang G. bunian berwarna abu-abu gelap hingga hampir hitam, dengan banyak bintik kecil berwarna biru dan putih.
Sementara, kulit luar bagian depan dan kaki yang bercapit (chelipeds) memiliki warna kuning pucat.
2 Spesies Baru dari Indonesia
Jurnal yang sama sebelumnya telah mempublikasikan 2 spesies kepiting vampir dari Indonesia pada November 2024 lalu dengan nama G. riani and G. nigripes. Kedua spesies ini diteliti sejak 2023 lalu.
Artikel tersebut dipublikasi oleh peneliti Museum Zoologicum Bogoriense, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Daisy Wowor dan Peter K. L. Ng.
G. riani memiliki kulit luar abu-abu hingga biru keabu-abuan dan kaki capit berwarna oranye. Kaki-kakinya memiliki warna oranye pucat hingga merah jingga dengan banyak bintik kecil. Mata spesies ini berwarna kuning berkilau.
Adapun nama riani diambil dari Achmad Rian Dietra atau Rian. Rian merupakan sosok yang membantu Daisy Wowor mendapatkan kedua spesies tersebut.
Sementara spesies G. nigripes memiliki kulit luar berwarna krem pucat hingga kuning pucat. Mata berwarna jingga berkilau hingga kuning. Kaki capit berwarna jingga dan kaki berjalan berwarna ungu tua hingga hampir hitam. Spesies ini banyak ditemukan di Provinsi Jawa Tengah.