
PUSAT4D – Kebijakan luar negeri Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump (2017–2021) dikenal dengan pendekatan yang sangat berbeda dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya. Trump lebih mengedepankan kebijakan “America First” yang menekankan kepentingan nasional AS di atas kerjasama internasional, dan menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih proteksionis serta nasionalistik. Berikut adalah beberapa aspek utama dari kebijakan luar negeri AS di bawah kepemimpinan Donald Trump:
1. “America First” dan Nasionalisme Ekonomi
America First adalah slogan utama dari kebijakan luar negeri Trump. Pendekatan ini berfokus pada memprioritaskan kepentingan ekonomi, politik, dan keamanan AS di atas kerja sama internasional. Trump percaya bahwa banyak perjanjian internasional yang merugikan Amerika, dan tujuan utamanya adalah untuk memulihkan kedudukan AS sebagai negara yang lebih dominan di dunia.
- Perang Dagang dengan China: Salah satu kebijakan yang mencolok adalah perang dagang dengan China, di mana Trump mengenakan tarif tinggi terhadap barang-barang China dalam upaya untuk mengurangi defisit perdagangan AS dengan negara tersebut. Trump menuntut agar China mengubah kebijakan perdagangan mereka yang dianggap merugikan ekonomi AS, seperti pencurian kekayaan intelektual dan subsidi pemerintah untuk perusahaan China.
- Kebijakan Tarif dan Proteksionisme: Trump memberlakukan tarif pada sejumlah barang impor dari berbagai negara, termasuk Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko. Salah satu tujuannya adalah untuk melindungi industri domestik AS dari persaingan asing dan mendorong penciptaan lapangan kerja di dalam negeri.
2. Penarikan dari Perjanjian Internasional
Trump mengambil langkah besar untuk menarik AS dari sejumlah perjanjian internasional yang dianggap merugikan kepentingan AS. Beberapa keputusan penting meliputi:
- Kesepakatan Paris tentang Perubahan Iklim: Pada 2017, Trump mengumumkan keputusan untuk menarik AS dari Kesepakatan Paris, sebuah perjanjian internasional untuk menanggulangi perubahan iklim. Trump berpendapat bahwa kesepakatan ini tidak adil terhadap AS dan akan merugikan ekonomi negara itu. Keputusan ini mendapat kecaman global tetapi mencerminkan pendekatan Trump yang lebih fokus pada kebijakan domestik.
- Perjanjian Nuklir Iran (JCPOA): Trump menarik AS dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada 2018, yang merupakan kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara besar. Trump menilai kesepakatan tersebut tidak cukup kuat untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir dan mengancam stabilitas Timur Tengah. Setelah menarik diri, Trump memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran.
- NAFTA dan Perjanjian Perdagangan: Trump juga mengkritik perjanjian perdagangan bebas NAFTA yang disepakati pada era Bill Clinton. Dia menggantinya dengan USMCA (United States-Mexico-Canada Agreement) pada 2020, yang dianggap lebih menguntungkan bagi AS, terutama dalam hal akses pasar dan perlindungan hak kekayaan intelektual.
3. Pendekatan yang Lebih Keras terhadap Sekutu dan Musuh
Kebijakan luar negeri Trump menunjukkan pendekatan yang lebih langsung dan keras terhadap sekutu serta musuh AS.
- Hubungan dengan Sekutu: Trump sering mengkritik sekutu tradisional AS, seperti negara-negara anggota NATO, karena dianggap tidak cukup berkontribusi dalam pembiayaan pertahanan bersama. Trump menuntut negara-negara tersebut untuk meningkatkan anggaran belanja pertahanan mereka dan menanggapi ketidakpuasan AS terkait pembagian beban keamanan global.
- Pendekatan terhadap China dan Rusia: Trump mengambil pendekatan yang lebih agresif terhadap China dengan kebijakan tarif dan pengejaran terhadap kebijakan perdagangan tidak adil. Namun, di sisi lain, Trump juga terlihat lebih bersahabat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Meskipun AS tetap menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, hubungan antara kedua negara terlihat lebih hangat dibandingkan pemerintahan sebelumnya, yang menciptakan ketegangan di kalangan sekutu AS.
- Kebijakan terhadap Korea Utara: Salah satu kebijakan luar negeri Trump yang sangat mencolok adalah upayanya untuk melakukan diplomasi langsung dengan Korea Utara. Trump mengadakan pertemuan bersejarah dengan Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, yang pertama kali dilakukan oleh seorang presiden AS. Meskipun pertemuan tersebut diwarnai dengan simbolisme yang besar, hasilnya tidak terlalu signifikan dalam menghentikan program nuklir Korea Utara.
4. Kebijakan di Timur Tengah
Kebijakan luar negeri Trump di Timur Tengah juga menunjukkan perubahan yang signifikan dibandingkan dengan era sebelumnya.
- Pemindahan Kedutaan Besar ke Yerusalem: Pada 2017, Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Langkah ini mendapat kecaman dari banyak negara dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut, karena Yerusalem adalah kota yang diperebutkan oleh Israel dan Palestina.
- Strategi terhadap Iran: Selain menarik diri dari perjanjian nuklir Iran, Trump juga menargetkan Iran dengan sanksi yang lebih keras, termasuk penarikan diri dari perjanjian yang memberikan sanksi yang lebih lunak kepada Iran. Trump juga mengatur pembunuhan jenderal top Iran, Qasem Soleimani, dalam serangan udara pada Januari 2020, yang meningkatkan ketegangan antara kedua negara.
- Perjanjian Abraham: Di akhir masa kepresidenannya, Trump memfasilitasi normalisasi hubungan antara Israel dengan beberapa negara Arab, termasuk Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko, dalam perjanjian yang dikenal sebagai Perjanjian Abraham. Ini dianggap sebagai pencapaian diplomatik besar yang membuka jalan untuk hubungan diplomatik baru di kawasan tersebut.
5. Pendekatan terhadap Organisasi Internasional
Trump sering kali menunjukkan sikap skeptis terhadap organisasi internasional yang dianggap merugikan kepentingan AS.
- PBB dan Organisasi Internasional Lainnya: Trump mengkritik PBB dan lembaga-lembaga internasional lainnya yang dianggap tidak efisien atau tidak sejalan dengan kepentingan AS. Dia menarik AS dari beberapa badan PBB, termasuk WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) pada 2020, dengan alasan bahwa WHO tidak dapat mengatasi krisis COVID-19 dengan baik dan terlalu memihak kepada China.
- Pengurangan Kontribusi ke Organisasi Multilateral: Trump mengurangi kontribusi AS ke berbagai organisasi internasional, termasuk PBB dan lembaga-lembaga yang berfokus pada perubahan iklim. Hal ini mencerminkan sikap nasionalis dan keinginan Trump untuk mengurangi keterlibatan AS dalam masalah global.
Kesimpulan
Kebijakan luar negeri Donald Trump berfokus pada nasionalisme, proteksionisme, dan mengutamakan kepentingan AS di atas kerjasama multilateral. Dalam beberapa hal, kebijakan ini berhasil memajukan kepentingan ekonomi dan keamanan AS, namun juga menimbulkan ketegangan dengan sekutu dan mengurangi peran aktif AS dalam berbagai forum internasional. Pendekatan Trump yang sering kali unilateral dan berfokus pada kebijakan domestik mengubah banyak dinamika geopolitik di seluruh dunia, yang menjadi warisan yang dapat memengaruhi kebijakan luar negeri AS di masa depan.