
PUSAT4D-Pada 18 Maret 2025, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS, mencapai level Rp16.406 per dolar AS. Pelemahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, yang menimbulkan ketidakpastian di kalangan investor.
Selain itu, kebijakan moneter AS juga berkontribusi terhadap tekanan pada rupiah. Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia, menyatakan bahwa sejak Januari 2025, kebijakan eksekutif Trump telah menimbulkan gejolak yang mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Pelemahan rupiah ini turut berdampak pada sektor perdagangan. Surplus neraca perdagangan Indonesia mulai menyusut, dengan nilai ekspor yang menurun. Data menunjukkan bahwa surplus perdagangan Indonesia pada 2025 mencapai US$3,12 miliar, didorong oleh ekspor senilai US$21,98 miliar dan impor sebesar US$18,86 miliar.
Kondisi ini menambah kekhawatiran mengenai kesehatan ekonomi Indonesia, dengan indikator-indikator yang menunjukkan pelemahan. Ekonom menilai bahwa lebih banyak indikator yang menunjukkan ekonomi lesu, dan penurunan ekspor serta pelemahan rupiah menjadi perhatian utama.
Untuk mengatasi situasi ini, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan eksportir sumber daya alam untuk menahan seluruh hasil ekspor di dalam negeri selama minimal satu tahun. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan nilai tukar rupiah.