
PUSATBERITA.com – Polisi mengungkap awal mula Tjong Sioe Lan alias Enci (59) dan anaknya, Eka Serlawati (35), dibunuh oleh Febri Arifin alias Jamet (31). Pembunuhan ini diawali saat tersangka Febri dan korban janjian untuk melakukan ritual penggandaan uang.
“Pada 1 Maret 2025, di situ sudah ada kesepakatan atau berjanji untuk melakukan ritual oleh dukun pencari jodoh dan melalukan penggandaan uang,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Twedi Aditya dalam jumpa pers di Mapolres Jakbar, Kamis (13/3/2025).
Sebagai informasi, Jamet dan Enci sudah lama kenal karena keduanya masih bertetangga. Pelaku mengaku sebagai dukun spiritual yang diyakini korban memiliki kelebihan menyembuhkan penyakit.
Baca Juga :
Motif Pembakar 3 Gerbong di Stasiun Tugu: Sakit Hati Diturunkan 9 Kali dari KA
Jamet juga mengaku memiliki teman bernama Krismartoyo yang bisa menggandakan uang serta dukun bernama Kakang, yang bisa mencarikan jodoh untuk korban Eka. Korban pun tergiur hingga menyerahkan sejumlah uang untuk digandakan oleh dukun yang mana sebenarnya tokoh fiktif karangan tersangka semata.
“Pada awal Februari, korban pertama menunjukkan sejumlah uang kepada tersangka yang rencananya diminta untuk digandakan,” katanya.
Penggandaan Uang Gagal
Kembali lagi ke tanggal 1 Maret, hari ketika kedua korban dibunuh. Setelah berjanjian melalui telepon, datanglah si Jamet ini ke rumah korban pada pukul 12.00 WIB.
“Pelaku ini datang ke rumah korban dengan membawa peralatan ritual kedua kegiatan tersebut,” katanya.
Mereka juga telah mempersiapkan sarana untuk ritual, salah satunya adalah kamar mandi serta sarung. Korban Enci saat itu sudah berada di dalam rumahnya untuk melakukan ritual.
“Korban pertama berada di ruang dalam rumahnya untuk bersiap juga ritual penggandaan uang. Komunikasinya melalui telepon dan sudah dijanjikan uang akan digandakan,” ujarnya.
“Tetapi pada saat proses menggandakan uang, terlalu lama dan tidak berhasil. Akhirnya, korban pertama marah-marah kepada pelaku dan juga mencaci maki pelaku,” katanya.
Merasa tersinggung, Jamet kemudian mengambil besi di kotak peralatan yang ada di belakang korban. Dia langsung memukulkan besi tersebut kepada korban hingga terjatuh.
Dalam keadaan lemah, korban Enci kembali dianiaya. Hingga ia tewas dicekik. Setelah itu, Jamet membunuh anak Enci bernama Eka. Jasad keduanya selanjutnya dipindahkan ke dalam penampungan air.