
PUSAT NEWS : Jakarta – Penemuan terkini membuat beberapa ahli yakin mereka telah menemukan fosil Bahtera Nuh. Para peneliti menemukan bahwa gundukan berbentuk perahu, yang lama diyakini oleh para penganutnya sebagai Bahtera Nuh, kemungkinan besar tenggelam di bawah air selama banjir dahsyat sekitar 5.000 tahun yang lalu.
Dikutip dari The New York Post, tim ahli internasional telah bekerja sama sejak 2021 untuk mempelajari formasi Durupinar, di Turki yang mereka yakini dapat menjadi lokasi kapal besar yang terawetkan.
Struktur geologi setinggi 163 meter, yang tersusun dari limonit (bijih besi) terletak sekitar 32 km di selatan puncak Gunung Ararat, di Turki dekat perbatasan Iran di distrik Doğubayazıt, Ağrı.
Formasi ini telah menarik minat para ahli selama beberapa dekade karena bentuk dan dimensinya yang menyerupai kapal, mirip dengan deskripsi Alkitab tentang Bahtera Nuh dan penyebutan Gunung Ararat dalam teks-teks keagamaan.
Menurut Alkitab, dimensi bahtera itu adalah ‘panjangnya tiga ratus hasta, lebarnya lima puluh hasta, dan tingginya tiga puluh hasta’. Kemudian ada juga deskripsi ‘dan bahtera itu bersandar… di pegunungan Ararat’, sehingga para ahli yakin hal itu mencerminkan formasi Durupinar.
Temuan baru ini juga menunjukkan bahwa formasi tersebut pernah terendam air berdasarkan sampel tanah yang mengandung jejak material seperti tanah liat, endapan laut, dan sisa-sisa makanan laut yang berasal dari masa ketika banjir besar dalam Alkitab dikatakan terjadi, antara 3.500 hingga 5.000 tahun yang lalu.
“Berdasarkan hasil awal, diperkirakan ada aktivitas manusia di wilayah ini sejak periode Kalkolitik,” kata profesor Faruk Kaya, peneliti utama subjek tersebut.
Endapan laut dan sisa-sisa makanan laut telah mendorong para peneliti untuk percaya bahwa daerah itu pernah terisi air.
“Studi kami menunjukkan bahwa wilayah ini pernah dihuni oleh kehidupan pada masa itu dan pada suatu saat, wilayah ini pernah tertutup oleh air, yang memperkuat kemungkinan terjadinya peristiwa bencana besar,” ungkap para peneliti.
Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa manusia kemungkinan besar pernah berada di area tersebut, tetapi bukti tambahan mengenai banjir di masa lalu di wilayah tersebut telah menguatkan pendapat mereka yang meyakini bahwa ini adalah Bahtera Nuh.
Berbagai teks keagamaan, termasuk yang disebut-sebut oleh Kristen, Yahudi, dan Islam, semuanya merujuk pada Nuh dan bahtera, tetapi para ilmuwan belum memastikan keaslian cerita tersebut.
Sejak ditemukannya pada 1948, banyak yang berteori bahwa formasi Durupinar adalah fosil kayu Bahtera Nuh. Realitas kejadian ini terus menjadi topik perdebatan antara ilmuwan dan cendekiawan selama berabad-abad. Namun, penelitian terbaru telah mendorong lebih banyak ahli untuk mempercayai bahwa legenda itu mungkin benar.
Para peneliti yang terlibat dalam proyek ini mencatat, “Bukti menunjukkan bahwa cerita tersebut mungkin memiliki dasar kenyataan.”