
PUSAT4D,Jakarta–Mantan Komisaris Utama PT Pertamina( Persero) Basuki Tjahaja Purnama ataupun Ahok mengaku kaget sebab Kejaksaan Agung( Kejagung) mempunyai lebih banyak informasi menimpa kinerja Pertamina dibanding dirinya.
“ Dari Kejaksaan Agung, mereka memiliki informasi yang lebih banyak daripada yang aku ketahui. Ibaratnya aku ketahui hanya sekaki, ia ketahui telah sekepala,” katanya usai ditilik penyidik sepanjang kurang lebih 8 jam di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis.
Selaku data, Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina( Persero) 2019–2024 ditilik selaku saksi dalam penyidikan permasalahan dugaan korupsi tata kelola minyak mentah serta produk kilang pada PT Pertamina Subholding serta Kontraktor Kontrak Kerjasama( KKKS) tahun 2018–2023.
Dia pula mengaku kaget kalau Kejagung mempunyai informasi terpaut terdapatnya fraud serta penyimpangan transfer pada industri subholding Pertamina dalam permasalahan ini.
Baca Juga
AS kembali alirkan dorongan militer buat Ukraina usai pertemuan Riyadh
“ Aku pula kaget- kaget sebab ini, kan, subholding, ya.‘ Kan aku enggak dapat hingga ke operasional. Aku hanya hingga mengecek. Kami itu cuma memonitoring dari RKAP( rencana kerja serta anggaran industri). Itu,‘ kan, untung- rugi untung- rugi. Kebetulan kinerja Pertamina bagus terus sepanjang aku di situ. Jadi, kami enggak ketahui nyatanya di dasar terdapat apa,” terangnya.
Ahok berkata kalau dirinya sudah mengantarkan data yang dia miliki dalam pengecekan hari ini.
Dia pula sudah membagikan catatan hasil rapat internal Pertamina kepada penyidik.
“ Intinya, aku ingin menolong mana yang kurang. Nanti sehabis ia bisa data- data dari Pertamina, kami terdapat rekaman catatan seluruh rapat, nanti jika perlu aku lagi, aku tiba lagi,” ucapnya.
Ada pula Ahok keluar dari Gedung Kejaksaan Agung pada dekat jam 18. 30 Wib. Kala keluar, dia langsung mendatangi awak media yang sudah menunggu.
Baca Juga
F- PKB: Anggota Tentara Nasional Indonesia(TNI) duduki jabatan sipil wajib mundur ataupun pensiun
Dikenal, penyidik pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Spesial( Jampidsus) tengah melaksanakan penyidikan permasalahan dugaan korupsi tata kelola minyak mentah serta produk kilang pada PT Pertamina Subholding serta Kontraktor Kontrak Kerjasama( KKKS) tahun 2018–2023.
Dalam permasalahan ini, penyidik sudah menetapkan 9 orang terdakwa dalam permasalahan dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah serta produk kilang pada PT Pertamina Subholding serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama( KKKS) pada tahun 2018- 2023, ialah Riva Siahaan( Rumah sakit) sebagai Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Sani Dinar Saifuddin( SDS) sebagai Direktur Feedstock serta Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional, Yoki Firnandi( YF) sebagai Direktur Utama PT Pertamina International Shipping, Agus Purwono( AP) sebagai VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional, Maya Kusmaya( MK) sebagai Direktur Pemasaran Pusat serta Niaga PT Pertamina Patra Niaga, serta Edward Corne( EC) sebagai VP Trading Operations PT Pertamina Patra Niaga.
Terdakwa yang lain, ialah Muhammad Kerry Andrianto Riza( MKAR) sebagai beneficial pemilik PT Navigator Khatulistiwa, Dimas Werhaspati( DW) sebagai Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekalian Komisaris PT Jenggala Maritim, serta Gading Ramadhan Joedo( GRJ) sebagai Komisaris PT Jenggala Maritim serta Direktur Utama PT Orbit Halte Merak.