
PUSATNEWS – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan penasihat luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov akan terbang ke Arab Saudi. Lavrov akan bertemu dengan mitranya dari AS, Marco Rubio dan membahas Ukraina.
“Mereka diperkirakan akan mengadakan pertemuan dengan mitra Amerika mereka pada Selasa, yang akan difokuskan terutama pada pemulihan seluruh hubungan Rusia-Amerika Serikat,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dilansir dari Kyiv Independent, Senin (17/2/2025).
Delegasi AS akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, dan utusan Timur Tengah Steve Witkoff.
1. AS memang ingin bertemu Rusia

AS memang bermaksud menyelenggarakan pertemuan bilateral dengan Rusia, diikuti oleh pertemuan bilateral dengan Ukraina. Nantinya, pertemuan akan diakhiri dengan perundingan bersama.
Presiden AS Donald Trump menegaskan kembali pada 16 Februari bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky akan memiliki suara dalam proses tersebut. Trump menyebutkan kemungkinan mengizinkan negara-negara Eropa untuk membeli senjata buatan AS untuk Ukraina.
Sementara itu, Rubio menyuarakan komentar serupa yang menyatakan bahwa Ukraina dan Eropa harus memainkan peran dalam negosiasi serius dengan AS dan Rusia untuk mengakhiri perang.
2. Pembicaraan di Arab Saudi tidak libatkan Ukraina

Laman Bloomberg melaporkan, pembicaraan di Arab Saudi hanya akan melibatkan pejabat AS dan Rusia sebagai sarana untuk membuka jalan bagi pertemuan puncak para pemimpin potensial antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin akhir bulan ini.
Pertemuan mendatang tersebut terjadi di tengah kunjungan resmi Zelensky ke Uni Emirat Arab, dengan rencana perjalanan ke Arab Saudi dan Turki dalam beberapa hari mendatang.
3. Eropa ketar-ketir dengan pembicaraan ini

Sementara pembicaraan AS-Rusia akan segera berlangsung, negara-negara Eropa juga melakukan pertemuan di Paris, Prancis. Mereka melakukan konferensi tingkat tinggi (KTT) darurat yang membahas ‘nasib’ Ukraina dan Eropa sendiri.
Pertemuan ini diharapkan bukan hanya dihadiri oleh negara Eropa yang tergabung dalam Uni Eropa saja. Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, yang negaranya sudah keluar dari Uni Eropa, juga diharapkan akan hadir dalam pertemuan di Paris tersebut.Starmer mengatakan, ini akan menjadi momen bagi Eropa untuk bersatu.
“Ini adalah momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan kita dan jelas, Eropa harus mengambil peran yang lebih besar dari NATO,” kata Starmer.