
Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, menegaskan bahwa Ukraina memegang peran krusial dalam menjaga keamanan Uni Eropa (UE) dari ancaman agresi Rusia. Dalam opininya yang diterbitkan di Politico pada 14 Februari 2025, Shmyhal menyatakan bahwa Rusia terus berupaya menebar ketakutan dan keraguan di kalangan negara-negara UE, dengan tujuan merusak tatanan internal blok tersebut1.
Pernyataan Kunci Shmyhal
- Ukraina sebagai Pelindung UE di Sisi Timur
Shmyhal menekankan bahwa Ukraina adalah negara yang paling memahami perang melawan Rusia. Setiap hari, rakyat Ukraina menghadapi konflik langsung, yang membuat mereka lebih tangguh dan adaptif dalam menghadapi kesulitan. Ia mengklaim bahwa Ukraina lebih mahir dalam pertempuran modern dibandingkan negara-negara UE lainnya, dan teknologi pertahanan mereka terus berkembang pesat1. - Agresi Rusia terhadap UE
Shmyhal mengungkapkan bahwa Rusia telah melakukan berbagai tindakan agresif terhadap UE, seperti meluncurkan rudal jelajah ke wilayah udara Polandia dan Rumania, serta mengoperasikan pesawat tanpa awak di atas Pangkalan Udara Ramstein di Jerman. Menurutnya, ini adalah bukti nyata bahwa Rusia tidak hanya mengancam Ukraina, tetapi juga seluruh Eropa1. - Keinginan Ukraina Bergabung dengan UE
Shmyhal menyatakan bahwa keanggotaan Ukraina di UE akan memperkuat pertahanan militer blok tersebut. Ia menegaskan bahwa Ukraina tidak memohon untuk bergabung demi keuntungan finansial, tetapi karena mereka memahami nilai strategisnya. Kehadiran Ukraina di UE akan memperluas tapal batas UE ke timur dan memberikan pembela yang andal melawan Rusia1.
Tantangan Keanggotaan Ukraina di UE
Meskipun keinginan Ukraina untuk bergabung dengan UE semakin kuat, proses aksesi tidak berjalan cepat. Beberapa negara UE mengkhawatirkan dampak ekonomi, seperti monopoli pasar gandum Ukraina dan gelombang migrasi besar-besaran. Namun, Duta Besar UE untuk Ukraina, KatarĂna Mathernová, optimis bahwa Ukraina bisa menjadi anggota penuh UE pada akhir dekade ini, sekitar tahun 2029, jika reformasi yang diperlukan berhasil dilakukan1.
Konteks Konflik Rusia-Ukraina
Konflik antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama tiga tahun, sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Ukraina berhasil bertahan berkat dukungan militer dan keuangan dari AS dan sekutu Barat. Namun, tanpa bantuan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa Ukraina tidak akan mampu bertahan lebih dari seminggu6.