
PUSAT4D – Presiden Amerika Serikat( AS) Donald Trump diucap mengajukan ketentuan supaya AS dapat senantiasa bergabung dengan Organisasi Kesehatan Dunia( World Health Organization). Tuntutan ini tiba sehabis Trump meneken perintah eksekutif berisikan keputusannya menghasilkan AS dari World Health Organization.
Langkah itu diambil cuma sebagian jam sehabis dirinya dilantik selaku presiden pada 20 Januari kemudian. 2 sumber yang mengenali rencana tersebut berkata Trump memohon World Health Organization mereformasi sistem serta organisasinya. Dirinya mendesak supaya World Health Organization menempatkan seseorang warganya selaku pemimpin di tubuh tersebut.
Ketentuan dari Trump itu tertuang dalam dokumen yang dibagikan ke para penasihat saat sebelum dilantik pada 20 Januari kemudian semacam dilansir Reuters pada Kamis( 6/ 2).
Dokumen itu merekomendasikan penarikan AS dari World Health Organization serta” mengadopsi pendekatan yang radikal” buat menanggulangi tubuh ini. Saran tersebut tercantum mendesak pejabat AS buat berprofesi selaku direktur jenderal usai Tedros Adhanom Ghebreyesus lengser pada 2027.
Lebih dahulu, Perintah Eksekutif Trump buat keluar dari World Health Organization ialah salah satu langkah kebijakan pertamanya sehabis berprofesi. Perihal itu hendak menimbulkan tubuh kesehatan global tersebut kehabisan penyandang dana terbesarnya pada Januari 2026.
Perintah tersebut menuduh organisasi tersebut salah menanggulangi pandemi COVID- 19 serta dipengaruhi secara tidak semestinya oleh negeri lain, yang dibantah World Health Organization. Trump setelah itu mengisyaratkan AS bisa kembali bila World Health Organization” dibersihkan,” tanpa membagikan perincian tentang apa yang dibutuhkan.
2 sumber itu berkata proposal reformasi telah dibahas semenjak saat sebelum Trump berprofesi. Tetapi, tidak terdapat data apakah pemerintahan ia hendak mengadopsi saran lain.
” Pemerintahan Trump hendak terus meninjau proses serta tubuh layanan kesehatan dikala ini buat mempraktikkan reformasi yang diperlukan,” kata juru bicara Gedung Putih Kush Desai dalam suatu statment kepada Reuters.